Dilansir dari laman BPCB Jawa Tengah, Desa Kebondalem Kidul, yang terletak tidak jauh dari Candi Prambanan, kinni menjadi pusat perhatian bagi pecinta kuliner dan budaya.
Berkat pelatihan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, lima ibu rumah tangga di desa ini dilatih untuk mengkreasikan kembali hidangan khas raja-raja jawa di masa Mataram.
Bahkan resep-resep yang digunakan berasal dari hasil interpretasi prasasti dan relief candi-candi besar seperti Prambanan dan Borobudur. Salah satu rujukan utamanya adalah Prasasti Rukam yang ditemukan di Temanggung pada tahun 1975.
Prasasti yang berangka tahun 907 Masehi ini mencatat detail beberapa hidangan yang hanya boleh dinikmati oleh raja pada masa itu. Dari informasi ini, hidangan para raja Jawa itu direkonstruksi menjadi hidangan nyata yang bisa dinikmati.
Melalui pelatihan yang dilakukan BPCB Jawa Tengah, para ibu rumah tangga di Desa Kebondalem Kidul berhasil memadukan bahan dan resep tradisional dengan sentuhan modern, tanpa menghilangkan autentisitasnya.
Murianews, Kudus – Pernahkah membayangkan seperti apa hidangan yang disantap para raja Jawa di masa kejayaanya pada abad ke-8 hingga ke-10? Cita rasa autentik hidangan raja-raja Jawa ternyata bisa dinikmati pada saat ini.
Mencecap rasa kuliner Jawa kuno bisa dilakukan di Kompleks Candi Buddha Sojiwan, Desa Kebondalem Kidul, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Selain memanjakan lidah, pengalaman ini juga bisa membawa lebih dekat dengan sejarah dan tradisi leluhur Jawa.
Dilansir dari laman BPCB Jawa Tengah, Desa Kebondalem Kidul, yang terletak tidak jauh dari Candi Prambanan, kinni menjadi pusat perhatian bagi pecinta kuliner dan budaya.
Berkat pelatihan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, lima ibu rumah tangga di desa ini dilatih untuk mengkreasikan kembali hidangan khas raja-raja jawa di masa Mataram.
Bahkan resep-resep yang digunakan berasal dari hasil interpretasi prasasti dan relief candi-candi besar seperti Prambanan dan Borobudur. Salah satu rujukan utamanya adalah Prasasti Rukam yang ditemukan di Temanggung pada tahun 1975.
Prasasti yang berangka tahun 907 Masehi ini mencatat detail beberapa hidangan yang hanya boleh dinikmati oleh raja pada masa itu. Dari informasi ini, hidangan para raja Jawa itu direkonstruksi menjadi hidangan nyata yang bisa dinikmati.
Melalui pelatihan yang dilakukan BPCB Jawa Tengah, para ibu rumah tangga di Desa Kebondalem Kidul berhasil memadukan bahan dan resep tradisional dengan sentuhan modern, tanpa menghilangkan autentisitasnya.
Proses memasak...
Proses memasak dilakukan dengan seksama agar rasa dan presentasi tetap selaras dengan gambaran pada prasasti dan relief. Sebuah upaya yang luar biasa untuk melestarikan budaya bangsa.
Kompleks Candi Buddha Sojiwan menjadi pusat utama petualangan kuliner ini. Tidak hanya menikmati hidangan, tetapi di sini juga bisa mengeksplorasi keindahan budaya dan sejarah Jawa.
Lokasinya strategisnya, hanya beberapa kilometer dari Candi Prambanan. Sehingga memudahkan wisatawan untuk menjelajahi berbagai destinasi sekaligus.
Dari kuliner yang sudah dikembangkan di Desa Kebondalem Kidul akhirnya tercipta hidangan-hidangan para raja Jawa dalam bentuk nyata. Mereka yang datang bisa menikmatinya.
Berikut adalah hidangan raja-raja Jawa yang berhasil dihidupkan kembali:
1. Hadangan Harang
Deskripsi dari jenis hidangan ini adalah berupa sate lilit dari daging kerbau. "Hadangan" berarti masakan dari daging kerbau, sedangkan "Harang" berarti panggang.
Sehingga Hadangan Harang, bisa diartikan sebagai daging kerbau yang dipanggang. Dalam bentuk yang nyata, kuliner ini memiliki aroma rempah yang kuat, memberikan rasa yang kaya dan autentik.
Hadangan Madura...
2. Hadangan Madura
Jenis hidangan raja Jwa ini ini juga masih berupa olahan daging kerbau, namun dimasak manis dengan tekstur mirip gudeg. Hidangan ini menggunakan perpaduan bumbu rempah tradisional yang menghadirkan rasa manis gurih khas Jawa kuno.
3. Dundu Puyengan
Hidangan ini menggunakan daging belut yang dibakar dengan bumbu daun kemangi. Belut, yang melimpah di lahan sawah pada masa itu, disajikan melingkar dan dipadukan dengan aroma segar dari kemangi.
4. Maneka Kuluban
Kuliner ini berwujud sayuran rebus yang disajikan dengan sambal berbahan dasar wijen. Tidak seperti pecel modern yang menggunakan sambal kacang, kuluban ini memanfaatkan wijen sebagai bahan utama sambalnya, sehingga memberikan rasa yang lebih lembut namun tetap kaya nutrisi.
Selain makanan para raja Jawa, di Desa Kebondalem juga diekplorasi jenis minuman yang biasa diminum raja-raja Jawa di masa lalu. Jenis minuman ini juga dibuat berdasarkan informasi yang sama.
Berikut minuman raja-raja Jawa yang bisa dinikmati di Desa Kebondalem, Klaten:
1. Nalaka Rasa
Para raja Jawa pada masanya ternyata menkonsumsi jenis minuman yang disebut Nalaka Rasa. Minuman ini berbahan dasar sari tebu yang manis dan menyegarkan.
Konon minuman ini menjadi favorit para raja Jawa pada masa itu. Karena diyakini bisa memberikan energi alami dan rasa manis yang khas.
2. Jati Wangi
Jenis minuman raja Jawa ini terbuat dari sari bunga melati. Aroma melati yang harum membuat minuman ini tidak hanya menyegarkan tetapi juga memberikan efek relaksasi.
3. Kinca
Minuman Kinnca juga menjadi favorit para raja Jawa di masa silam. Minuman ini berbahan dasar sari asam Jawa. Selain segar, minuman ini dipercaya baik untuk pencernaan dan memiliki khasiat kesehatan lainnya.