Salah satu pengusaha kopi Jepara, Fahruddin mengatakan, kopi robusta Tempur tak kalah kualitasnya dengan robusta dari daerah lain.
Pada 2019 lalu, dia mencoba mengikutkan kopi Tempur di kejuaraan cita rasa yang digelar di Yogyakarta.
Saat itu, kopi robusta Tempur mendapat nilai mencapai 84 poin. Nilai itu termasuk tertinggi.
Bahkan, ia melanjutkan, saat ini kopi robusta Jepara menjadi salah satu kopi Nusantara yang paling diburu para roaster dari berbagai daerah. Mulai Semarang, Yogyakarta, Jakarta dan lainnya.
Menurutnya, kopi robusta Jepara memiliki keunikan rasa tersendiri. Ada cokelat dan almond yang sangat terasa.
Murianews, Jepara – Pamor kopi Jepara masih terus bersaing di pasar nasional. Salah satunya kopi Tempur, asal Desa Tempur Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara Jawa Tengah.
Salah satu pengusaha kopi Jepara, Fahruddin mengatakan, kopi robusta Tempur tak kalah kualitasnya dengan robusta dari daerah lain.
Pada 2019 lalu, dia mencoba mengikutkan kopi Tempur di kejuaraan cita rasa yang digelar di Yogyakarta.
Saat itu, kopi robusta Tempur mendapat nilai mencapai 84 poin. Nilai itu termasuk tertinggi.
’’Artinya (kopi Tempur) berani bersaing,’’ kata pemilik kedai kopi My Chang Coffee Jepara itu, Kamis (30/10/2024).
Bahkan, ia melanjutkan, saat ini kopi robusta Jepara menjadi salah satu kopi Nusantara yang paling diburu para roaster dari berbagai daerah. Mulai Semarang, Yogyakarta, Jakarta dan lainnya.
Menurutnya, kopi robusta Jepara memiliki keunikan rasa tersendiri. Ada cokelat dan almond yang sangat terasa.
’’Kalau mendapatkan kopi yang benar-benar bagus, akan mendapatkan rasa umami. Jadi campur ada rasa asam-asamnya,’’ pria yang akrab disapa Pak Chang ini.
Letak Geografis Jepara
Menurutnya, kekuatan itu karena letak geografis Jepara yang dekat laut, sehingga kopi Jepara memiliki keunikan dan menjadi ciri khasnya.
Sebagai roaster dan penjual kopi, Pak Chang tak pernah kesepian order kopi Jepara. Dalam sebulan, dia biasa menjual hingga 400 kilogram dengan pembeli dari berbagai daerah.
Menurutnya, potensi perekonomian dari kopi Jepara sangat tinggi. Namun syaratnya adalah memproduksi kopi dengan kualitas terbaik.
Selama ini, Pak Chang tak hanya sekadar membeli kopi dari para petani. Tetapi juga memberikan edukasi kepada petani.
Dengan pola kerja sama jangka panjang, para petani diajak untuk memperbaiki kualitas kopinya. Syarat utama kopi yang dibeli Pak Chang adalah panen petik merah.
Dia menyadari sedang ada tren petani kopi tergiur dengan harga tinggi di pasar. Akibatnya, tak sedikit petani yang asal panen, tanpa memperhatikan petik merah atau tidak.
’’Maka dari itu saya menawarkan ke petani, kalau mau panen, petik merah dan kualitasnya super. Kami beli dengan harga lebih mahal, di atas harga rata-rata,’’ ujar dia.
Dengan konsep kerja sama jangka panjang itu, diharapkan penggarapan potensi bisa maksimal dari hulu sampai ke hilir. Di sisi lain, kesejahteraan para petani juga membaik.
Editor: Zulkifli Fahmi