Pecel Pawon Mbah Minah Blora, Harus Datang Pagi-Pagi Agar Tak Kehabisan
Nathan
Kamis, 11 Mei 2023 11:38:20
Lokasi Sego Pecel Pawon Mbah Minah ini agak masuk sekitar 200 meter dari Jalan Raya Randublatung. Masuk Gang Kutilang Kelurahan Wulung, Kecamatan Randublatung.
Pawon Mbah Minah ini hanya buka pada pagi hari mulai 06:00 WIB hingga habis. Biasanya habis pukul 08:00 WIB. Sehingga pembeli harus datang pagi-pagi agar tak kehabisan.
Di Instagram dan Tiktok, video yang di unggah sejumlah akun ditonton hingga ribu penonton, banyak juga yang berkomentar positif hingga mengundang ketertarikan untuk datang ke sana.
Bahkan Bupati Blora Arief Rohman juga kepincut untuk mencicipi langsung. Ia rela berangkat pagi dari rumah dinas untuk sarapan sego pecel langsung di Pawon Mbah Minah Randublatung, Kamis (11/5/2023).
[caption id="attachment_379095" align="alignleft" width="1280"]

Bupati Blora Arief Rohman sarapan di Pecel Pawon Mbah Minah. (Murianews/Kontributor Blora)[/caption]
Setibanya di lokasi, Arief langsung menyapa warga, seorang pesepeda yang juga sedang sarapan sego pecel.
Duduk bersebelahan di kursi kayu, di hadapan Mbah Sulasi yang akrab dipanggil Mbah Su. Ia merupakan penjual sego pecel Pawon Mbah Minah. Mbah Su adalah generasi kedua penerus Mbah Minah.
Sebelum menikmati sego pecel yang sedang hits di Kecamatan Randublatung ini. Bupati tak segan ikut menggoreng tempe di atas tungku penggorengan yang menggunakan kayu bakar.
”Saya tahu lokasi ini dari Instagram @pawon_mbah_minah yang followers nya sudah 38 ribu. Sehingga saya penasaran. Mumpung hari ini ada kegiatan ke Kecamatan Jati, melintasi Randublatung, jadi mampir sarapan," ungkap Bupati.
Baca: Soto Kletuk, Kuliner Khas Blora yang Rasanya Rame dan MaknyusDi sini, Bupati pun sarapan dengan pecel lengkap. Nasi di atas pincuk daun jati, ditambah sayuran daun ketela (dongtelo), toge, kacang panjang, planding lamtoro, hingga ale, dan disiram sambel pecel khas bikinan Pawon Mbah Minah.”Enak ini ada alenya (kecambah planding), tempe goreng nya juga langsung panas panas dari penggorengan. Tempe khas daun jati, bukan tempe bungkus plastik. Jadinya lebih sedap, maknyus. Bagi warga Blora yang sedang berada di Randublatung jangan lupa mampir kesini," kata Bupati.Bupati pun sempat berdialog dengan Mbah Sulasmi, dan para anak cucunya yang membangun jualan di Pawon Mbah Minah.” Mbah Sulasmi ini generasi kedua Mbah Minah. Sudah
legend ternyata. Usia Mbah Su sudah 73 tahun tetapi masih sehat, cantik, dan semangat berjualan dibantu anak cucunya. Sehat sehat selalu ya Mbah," tambah Bupati.
Baca: Mencicipi Pecel Mie Kenyol Khas Batang, Lezatnya Bikin Ketagihan lur!Mbah Su, generasi kedua Mbah Minah yang kini melanjutkannya jualan sego pecel dengan mempertahankan lokasinya di dalam dapur. Hal ini menurutnya yang menjadi daya tarik.”Saya setiap hari biasanya habis beras 5 kg, tempe goreng sampai 15 ikat (1 ikat 10 bungkus tempe daun jati).
Alhamdulillah jualan di rumah, di pawon begini banyak yang suka," ujar Mbah Su. Editor: Ali Muntoha
Murianews, Blora – Sego Pecel Pawon Mbah Minah di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, kini tengah viral di media sosial. Suasana makan nasi pecel di dapur tradisional bernuansa pedesaan, dengan bungkus daun jati yang menjadikannya istimewa.
Lokasi Sego Pecel Pawon Mbah Minah ini agak masuk sekitar 200 meter dari Jalan Raya Randublatung. Masuk Gang Kutilang Kelurahan Wulung, Kecamatan Randublatung.
Pawon Mbah Minah ini hanya buka pada pagi hari mulai 06:00 WIB hingga habis. Biasanya habis pukul 08:00 WIB. Sehingga pembeli harus datang pagi-pagi agar tak kehabisan.
Di Instagram dan Tiktok, video yang di unggah sejumlah akun ditonton hingga ribu penonton, banyak juga yang berkomentar positif hingga mengundang ketertarikan untuk datang ke sana.
Bahkan Bupati Blora Arief Rohman juga kepincut untuk mencicipi langsung. Ia rela berangkat pagi dari rumah dinas untuk sarapan sego pecel langsung di Pawon Mbah Minah Randublatung, Kamis (11/5/2023).
[caption id="attachment_379095" align="alignleft" width="1280"]

Bupati Blora Arief Rohman sarapan di Pecel Pawon Mbah Minah. (Murianews/Kontributor Blora)[/caption]
Setibanya di lokasi, Arief langsung menyapa warga, seorang pesepeda yang juga sedang sarapan sego pecel.
Duduk bersebelahan di kursi kayu, di hadapan Mbah Sulasi yang akrab dipanggil Mbah Su. Ia merupakan penjual sego pecel Pawon Mbah Minah. Mbah Su adalah generasi kedua penerus Mbah Minah.
Sebelum menikmati sego pecel yang sedang hits di Kecamatan Randublatung ini. Bupati tak segan ikut menggoreng tempe di atas tungku penggorengan yang menggunakan kayu bakar.
”Saya tahu lokasi ini dari Instagram @pawon_mbah_minah yang followers nya sudah 38 ribu. Sehingga saya penasaran. Mumpung hari ini ada kegiatan ke Kecamatan Jati, melintasi Randublatung, jadi mampir sarapan," ungkap Bupati.
Baca: Soto Kletuk, Kuliner Khas Blora yang Rasanya Rame dan Maknyus
Di sini, Bupati pun sarapan dengan pecel lengkap. Nasi di atas pincuk daun jati, ditambah sayuran daun ketela (dongtelo), toge, kacang panjang, planding lamtoro, hingga ale, dan disiram sambel pecel khas bikinan Pawon Mbah Minah.
”Enak ini ada alenya (kecambah planding), tempe goreng nya juga langsung panas panas dari penggorengan. Tempe khas daun jati, bukan tempe bungkus plastik. Jadinya lebih sedap, maknyus. Bagi warga Blora yang sedang berada di Randublatung jangan lupa mampir kesini," kata Bupati.
Bupati pun sempat berdialog dengan Mbah Sulasmi, dan para anak cucunya yang membangun jualan di Pawon Mbah Minah.
” Mbah Sulasmi ini generasi kedua Mbah Minah. Sudah
legend ternyata. Usia Mbah Su sudah 73 tahun tetapi masih sehat, cantik, dan semangat berjualan dibantu anak cucunya. Sehat sehat selalu ya Mbah," tambah Bupati.
Baca: Mencicipi Pecel Mie Kenyol Khas Batang, Lezatnya Bikin Ketagihan lur!
Mbah Su, generasi kedua Mbah Minah yang kini melanjutkannya jualan sego pecel dengan mempertahankan lokasinya di dalam dapur. Hal ini menurutnya yang menjadi daya tarik.
”Saya setiap hari biasanya habis beras 5 kg, tempe goreng sampai 15 ikat (1 ikat 10 bungkus tempe daun jati).
Alhamdulillah jualan di rumah, di pawon begini banyak yang suka," ujar Mbah Su.
Editor: Ali Muntoha