Kamis, 20 November 2025

Murianews, KudusGetuk nyimut Kudus merupakan jajanan khas lereng Pegunungan Muria tepatnya di Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Kini inovasi terhadap getuk nyimut terus digencarkan.

Varian baru yang kini dimunculkan adalah getuk toping alpukat. Kreasi ini sudah hadir sejak tahun 2020.

Menurut Fauzul Muna, Pemilik Pondok Gethuk Pak San, Desa Kajar banyak yang menyukai varian baru tersebut. Bahkan ada pengunjung dari luar Kudus yang menikmati varian baru tersebut.

”Pernah ada pengunjung dari Papua yang datang memesan getuk nyimut alpukat. Selain itu ada dari Jakarta dan beberapa kota lainnya,” katanya kepada Murianews.com, Sabtu (22/6/2024).

Pembuatan varian alpukat sama dengan getuk lainnya. Hanya saja ditambahi dengan lumeran alpukat yang sudah dilelehkan.

Ia menuturkan alasan dibuatnya getuk varian ini agar lebih bervariasi. Sebelumnya hanya ada getuk gula, lalu diciptakanlah variasi baru seperti ditambah coklat, krispi ubi dan alpukat.

”Harga satu porsi varian alpukat Rp 10 ribu, seporsi isi tiga. Untuk yang varian lain harga satu porsi Rp 10 ribu tapi seporsi isinya sepuluh,” jelasnya.

Pondok Gethuk Pak San sendiri sudah berdiri sejak tahun 2012. Tempat ini buka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga pukul 22.00 WIB.

Setiap hari produksi getuk di sini menghabiskan 50 kilogram ketela. Jika, akhir pekan produksinya meningkat sehingga bisa menghabiskan 75 kilogram.

”Ketelanya diambil dari lingkungan sekitar. Jadi memang asli dari Desa Kajar sendiri,” ungkapnya.

Getuk nyimut ini menjadi ciri khas Desa Kajar karena pembuatan pertama kali ada di sana. Penamaan Nyimut sendiri muncul dari para pelanggan.

”Pelanggan senang getuknya imut-imut. Jadi muncullah kata nyimut dan melekat pada getuk di Kajar ini,” terangnya.

Sedangkan getuk yang pertama kali adalah getuk gula. Sesuai jalannya waktu inovasi-inovasi baru bermunculan, pertama kali dimulai oleh Pondok Getuk Pak San dengan varian coklatnya.

Editor: Zulkifli Fahmi

Komentar

Kuliner Terkini

Terpopuler