Rabu, 19 November 2025


Sajian sega pager yang mirip nasi pecel ini disebut-sebut makin populer sejak Festival Sega Pager di Desa Bugel, Godong awal 2020 lalu. Acara itu dihadiri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Dalam buku ”Riyawat Kuliner Indonesia: Asal-usul, Tokoh, Inspirasi, dan Filosofi”, Badiatul Muchlisin Asti menerangkan, sega pager adalah nasi yang diberi urap sayur, kemudian disiram saus sambal kacang, dan diberi toping biji petai cina rebus dan uyah goreng.

Baca: Sayur Becek, Sajian Hajatan Khas Grobogan yang Ngangenin

Urap yang digunakan pada sega pager biasanya adalah daun mlanding muda, daun kenikir, daun beluntas, daun ketela pohong, daun lembayung, dan daun papaya.

”Sayuran tersebut adalah dedaunan yang dahulu biasa digunakan warga untuk pagar hidup, atau tanaman yang tumbuh di pekarangan rumah. Dari sinilah nama sega pager berasal,” tulis Asti dalam buku yang terbit 2022 itu.

Sega pager disajikan dengan dipincuk atau dibungkus daun pisang. Sega pager biasa dinikmati dengan rempeyek, kerupuk, dan aneka gorengan.
Baca: Terbukti Memeras, Pria Ngaku Wartawan di Grobogan Divonis 4 Bulan PenjaraAsti menyebutkan, awalnya sega pager hanya terdapat di tiga desa saja, yakni Desa Ketitang, Godong, dan Bugel, yang semuanya berada di Kecamatan Godong. Namun begitu, Asti menyatakan sejarah asal-usul sega pager masih gelap.”Sejarah asal-usul sega pager sejauh ini tidak jelas. Namun, konon sega pager telah ada sejak 1960-an atau 1970-an,” kata Asti.Kini, sega pager tidak hanya bisa ditemukan di Kecamatan Godong, namun di kecamatan lain bahkan kabupaten lain seperti Demak dan Kudus pun sudah terdapat penjualnya. Editor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Kuliner Terkini

Terpopuler