Ada juga yang mengatakan, nama Bika Ambon berasal dari seorang warga Ambon yang merantau ke Malaysia dengan membawa kue bika. Setelah tahu rasanya enak, dia tidak kembali ke Ambon, namun menetap di Medan.
Cerita lainnya, dulu ada sebuah daerah bernama Amplas yang kemudian dibagi menjadi wilayah barat dan timur sungai.
Bagian barat disebut “pabrik” karena terdapat pabrik pengolahan latex, kemudian bagian timur disebut “kebon” karena terdapat perumahan buruh dan kebun tembakau serta cacao.
Bika Ambon diperkenalkan seorang buruh transmigran dari Jawa dan dipasarkan di Medan. Orang-orang Belanda menyukai kue tersebut sehingga pedagang keturunan Tionghoa ikut memasarkannya dan sangat laris. Dari cerita ini, Bika Ambon merupakan kependekan dari Amplas Kebon.
Murianews, Kudus – Bika Ambon tentu sudah tak asing lagi di telinga kita. Ya, kueyang identik dengan warna kuning dengan rasa manis nan legit ini sudah dikenal di nusantara.
Hanya saja, banyak yang salah kaprah dengan asal makanan satu ini. Kebanyakan ada yang mengira kue ini berasal dari Ambon. Apalagi namanya menyematkan nama daerah di Maluku.
Eits... tapi jangan asal menyimpulkan. Bika Ambon ternyata bukan berasal dari Ambon, Maluku. Bika Ambon ternyata berasal dari Medan, Sumatera Utara.
Dilansir dari laman resmi Dinas Pariwisata Pemerintah Kota Medan, nama Bika Ambon diambil dari kata bika atau bingka yang merupakan kue khas Melayu. Kue ini dimodifikasi dengan menambahkan pengembang dari bahan nira atau tuak enau.
Makanan khas Medan ini dihidangkan bersama es krim pada tahun 1970-an. Kemudian di tahun 1980-an, di kawasan Jalan Majapahit Medan menjadi pusat penjualan Bika Ambon.
Asal mula Bika Ambon......
Cerita pertama mengatakan, penamaan Bika Ambon berasal dari tempat pertama dan populer kue ini dijual yaitu di simpang Jalan Ambon Sei Kera Medan.
Ada juga yang mengatakan, nama Bika Ambon berasal dari seorang warga Ambon yang merantau ke Malaysia dengan membawa kue bika. Setelah tahu rasanya enak, dia tidak kembali ke Ambon, namun menetap di Medan.
Cerita lainnya, dulu ada sebuah daerah bernama Amplas yang kemudian dibagi menjadi wilayah barat dan timur sungai.
Bagian barat disebut “pabrik” karena terdapat pabrik pengolahan latex, kemudian bagian timur disebut “kebon” karena terdapat perumahan buruh dan kebun tembakau serta cacao.
Bika Ambon diperkenalkan seorang buruh transmigran dari Jawa dan dipasarkan di Medan. Orang-orang Belanda menyukai kue tersebut sehingga pedagang keturunan Tionghoa ikut memasarkannya dan sangat laris. Dari cerita ini, Bika Ambon merupakan kependekan dari Amplas Kebon.
Cerita lainnya juga, pada zaman Belanda ketika masih di Tanah Deli, seorang Tionghoa melakukan eksperimen dalam pembuatan kue. Kue itu kemudian dicobakan ke pembantunya, seorang pria asal Ambon.
Pria tersebut sangat menyukainya dan memakannya dengan lahap. Itulah mengapa dinamakan Bika Ambon.
Cerita tentang Bika Ambon yang terakhir, sejarah penamaannya berdasarkan bahasa. Dalam bahasa Medan, kata “ambon” memiliki makna lembut, sehingga jika diartikan, Bika Ambon artinya kue bika yang lembut.
Sampai sekarang, belum ada yang bisa memastikan sejarah pasti Bika Ambon. Namun terlepas dari itu semua, tidak ada yang menyangkal kelezatan kue khas Medan ini. Jika anda sedang bepergian ke Medan, belum lengkap rasanya kalau belum mencicipi Bika Ambon.