Mengenal Turuk Bintul, Kuliner Tradisional Khas Jepara nan Lezat
Faqih Mansur Hidayat
Selasa, 18 Juni 2024 17:35:00
Murianews, Jepara – Kabupaten Jepara, Jawa Tengah memiliki kuliner yang khas. Namanya turuk bintul. Namanya memang agak jorok, namun rasanya sangat khas.
Diketahui, turuk bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti (maaf) alat kelamin wanita. Sementara bintul, berarti benjolan kecil.
Kuliner turuk bintul biasa ditemui di pasar-pasar tradisional. Salah satunya yakni di Pasar Welahan, Kecamatan Welahan.
Saat mencicipi turuk bintul, lidah akan merasakan rasa gurih. Karena kuliner ini berbahan dasar beras ketan, kacang tolo dan diberi toping parutan kelapa.
”Sudah dari jaman dulu, sebelum saya lahir namanya juga memang sudah begitu, saya tinggal meneruskan. Memang namanya dari dulu itu (turuk bintul),” kata pedagang asal Desa Kedungsarimulyo, Kecamatan Welahan itu (15/6/2024).
Suyati (50), salah satu penjual turuk bintul mengatakan, turuk bintul sudah dia kenal sejak kecil. Sudah lima belas tahun dia menjajakan turuk bintul di Pasar Welahan.
Proses pembuatan turuk bintul cukup mudah. Beras ketan dan kacang tolo yang sudah dicuci bersih, kemudin dimasak bersama. Ketan dan kacang tolo yang setengah matang, disiram menggunakan santan kemudian dimasak hingga keduanya menyatu.
Saat disajikan, turuk bintul diberi taburan kelapa parut. Dalam sehari, Suyati biasanya membuat 3 kg bahan turuk bintul untuk dijual bersama makanan tradisional lainnya.
”Yang beli ya macam-macam, kadang bakol, anak muda, ada orang tua. Ya macam-macam, sehari berapa (terjualnya) tidak ngitung, biasanya bikin 3 kg sehari,” ujarnya.
Satu bungkus turuk bintul di jual dengan harga Rp 2 ribu. Ia berjualan setiap hari, mulai pukul 08.00 - 12.00 WIB. Selain berjualan turuk bintul, ia menjual makanan tradisional lainnya. Seperti cetot, getok, dan gendar.
”Jualnya mulai pagi, jam 8 ya sampe habis. Kadang jam 11 kadang jam 12, tergantung yang beli banyak apa nggak,” ujarnya.
Editor: Zulkifli Fahmi



