Rabu, 19 November 2025

Murianews, Grobogan – Kabupaten Grobogan merupakan daerah yang memiliki sejumlah makanan khas, salah satunya sega pecel Gambringan atau kini biasa disingkat SPG. Dahulu, makanan yang sangat populer di masyarakat Indonesia ini dijajakan warga Desa Tambirejo, Kecamatan Toroh di sekitar Stasiun Gambringan.

Badiatul Muchlisin Asti dalam ”Riwayat Kuliner Indonesia: Asal-usul, Tokoh, Inspirasi, dan Filosofi” menerangkan, pada sekitar tahun 1940-an, sejumlah warga Tambirejo menjajakan sega atau nasi pecel di Stasiun Gambringan yang berada di Dusun Pucangkidul, Desa Tambirejo, Toroh itu.

”Ada sumber yang mengatakan lebih dari 50 penjual. Disebut pecel Gambringan karena awalnya pecel ini dijajakan di Stasiun Gambringan,” tulis Asti dalam buku yang terbit 2022 lalu itu.

Lebih lanjut, Asti menyebutkan, dalam foto sekitar tahun 1980-an milik Stasiun Gambringan tampak para perempuan mejajakan pecel dengan bakul besar di dalam kompleks Stasiun Gambringan.

Sayangnya, pada 2012 lalu PT KAI melarang penjual makanan, minuman dan dagangan lain masuk ke dalam kompleks stasiun. Sejak itu lah, para penjual sega pecel Gambringan tak bisa berjualan di dalam stasiun.

”Padahal Stasiun Gambringan telah menjadi lokus berjualan mereka selama puluhan tahun,” imbuh Asti.

Sejak itulah, para penjual SPG mencari lokasi baru untuk berjualan. Ada yang memilih bertahan di sekitar stasiun, ada pula yang memilih di wilayah kota Purwodadi.

Sejak itu pula, menikmati sega pecel di dalam stasiun Gambringan tinggal kenangan. Kini, SPG tak hanya di wilayah Grobogan, namun juga di daerah seperti Demak dan Semarang.

Disebutkan Asti, sayuran pelengkap atau kondimen yang menjadi ciri khas SPG yakni daun papaya, bunga turi, dan kecipir muda. Biasanya, SPG dinikmati dengan kripik tempe, rempeyek udang atau wader.

 

Editor: Cholis Anwar

Komentar

Kuliner Terkini

Terpopuler