Salah satu olahan itu seperti bisa dibuat untuk menu sego kelor. Meski sekilas bentuknya sama dengan nasi lainnya, sego kelor memiliki warna hijau sehingga lebih menarik.
Namun tenang saja warna hijau itu bukan hasil pewarna. Melainkan murni lantaran dicampur dengan daun kelor.
Sego kelor yang berwarna hijau juga bisa menjadi variasi hidangan rumah makan sehingga menjadi daya tarik tersendiri namun tetap terjaga kesehatannya.
Selain warnanya yang lebih cerah, sego kelor juga memiliki rasa yang lebih gurih. Tak hanya itu daun kelor yang memiliki nama latin moringa oleifera itu diyakini memiliki kandungan gizi tinggi, mampu meningkatkan daya tahan tubuh, serta dapat menurunkan tekanan darah dan kolesterol.
Olahan sego kelor itu seperti yang kini tengah dikembangkan Wisata Edukasi Komunitas Pangan Sehat (WeKPS). Muryati, ketua WeKPS menyebut, cara pembuatan sego kelor hampir mirip dengan menanak nasi seperti biasanya.
Daun kelor tinggal diblender untuk diambil sarinya. Setelah itu sari kelor itu digunakan untuk merendam beras sekitar 30 menit. Baru kemudian ditanak seperti biasa,” tambahnya.
Murianews, Pati – Wisata Edukasi Komunitas Pangan Sehat (WeKPS) Pati mempunyai cara unik dalam mengeloh bahan sehat menjadi makanan yang nikmat dan lezat. Mereka berkreasi dengan membuat Sego Kelor dan Iwak Pedo.
Tanaman kelor yang dianggap tidak berguna ternyata mempunyai khasiat yang tinggi dan meningkatkan energi. Hal ini disadari WeKPS Pati. Mereka pun memanfaatkan daun kecil itu sebagai bahan untuk makanan.
Salah satu olahan itu seperti bisa dibuat untuk menu sego kelor. Meski sekilas bentuknya sama dengan nasi lainnya, sego kelor memiliki warna hijau sehingga lebih menarik.
Namun tenang saja warna hijau itu bukan hasil pewarna. Melainkan murni lantaran dicampur dengan daun kelor.
Sego kelor yang berwarna hijau juga bisa menjadi variasi hidangan rumah makan sehingga menjadi daya tarik tersendiri namun tetap terjaga kesehatannya.
Selain warnanya yang lebih cerah, sego kelor juga memiliki rasa yang lebih gurih. Tak hanya itu daun kelor yang memiliki nama latin moringa oleifera itu diyakini memiliki kandungan gizi tinggi, mampu meningkatkan daya tahan tubuh, serta dapat menurunkan tekanan darah dan kolesterol.
Olahan sego kelor itu seperti yang kini tengah dikembangkan Wisata Edukasi Komunitas Pangan Sehat (WeKPS). Muryati, ketua WeKPS menyebut, cara pembuatan sego kelor hampir mirip dengan menanak nasi seperti biasanya.
Daun kelor tinggal diblender untuk diambil sarinya. Setelah itu sari kelor itu digunakan untuk merendam beras sekitar 30 menit. Baru kemudian ditanak seperti biasa,” tambahnya.
Sego Kelor...
Sego kelor itu bisa disajikan dengan urap kelor. Urap kelor pun pembuatannya hampir mirip dengan urap lainnya tapi dengan bahan dasar kelor.
”Rasanya juga enak tidak pahit,” tambahnya.
Sementara untuk lauknya paling tepat dipadukan dengan lauk pedo atau ikan asin dan sambel pete. Meskipun tentunya juga bisa dipadukan lauk lain sesuai selera.
”Minumnya kami ada teh kelor atau pun es cendol kelor,” tambahnya.
Muryati menyebut bila biasanya daun kelor hanya untuk tanaman pagar ataupun pakan hewan ternak. Namun disini bisa diolah menjadi berbagai macam olahan bernilai ekonomis tinggi.
Wisata edukasi yang berada di Desa Kedungbulus, Kecamatan Gembong itu sendiri kini telah memiliki cukup banyak olahan daun kelor. Seperti teh, mi, es krim, maupun beragam kuliner lainnya.
Editor: Budi Santoso
