Sejarah Wedang Ronde, Minuman yang Sering Dicari saat Musim Hujan
Zulkifli Fahmi
Selasa, 28 November 2023 13:26:00
Murianews, Kudus – Minuman yang menghangatkan sering menjadi jugugan saat musim hujan seperti sekarang ini. Salah satunya, wedang ronde.
Minuman ini bahan utama jahe dengan paduan rempah-rempah lainnya dan bola-bola seperti moci, kacang goreng, kolang-kaling, serta kismis. Beberapa di antaranya juga ditambah agar-agar atau rumput laut.
Meski sangat dikenal di seantero Jawa Tengah dan Yogyakarta, wedang ronde ternyata berasal dari Cina. Nama Cina dari wedang ronde adalah tangyuan yang berarti sup bola.
Melansir dari berbagai sumber, Tangyuan merupakan minuman dari era Dinasti Han. Bahkan, ada kisah kelam dari terciptanya minuman yang menghangatkan ini.
Berawal dari kerinduan seorang dayang bernama Yuan-xiao pada orang tuanya namun tak bisa meninggalkan istana. Ia pun menangis dan bahkan sampai mencoba bunuh diri.
Namun, ada sorang menteri baik hati yang mencoba menolongnya. Yuan-xiao disarankan untuk membuat sebanyak-banyaknya makanan terbaik yang ia bisa. Salah satunya ternyata Tangyuan.
Makanan itu kemudian dipersembahkan pada dewa pada hari ke-15 bulan pertama Tahun Baru Imlek. Akhirnya Yuan-xiao berhasil melakukannya. Sang kaisar sangat senang sehingga ia diizinkan untuk bertemu dengan orang tuanya.
Dalam tradisi Tionghoa, wedang ronde disajikan sebagai makanan penutup yang selalu disajikan di hari pernikahan, reuni keluarga, dan festival musim dingin.
Bola ronde dalam minuman ini juga beragam, ada yang isinya kacang yang ditumbuk, gula merah, atau tidak ada isiannya sama sekali. Namun, bola ronde yang berisi kacang paling sering ditemui dan dihidangkan.
Di masa kini, tangyuan atau wedang ronde sudah dimodifikasi sesuai dengan selera pasar. Jika di masa lalu tangyuan hanya memiliki kuah berwarna berwarna putih dan terbuat dari jahe, saat ini kuah tangyuan sudah dimodifikasi dengan berbagai rasa.
Minuman ini pun tak hanya disajikan di acara tertentu saja. Bahkan, bisa ditemui sepanjang waktu.
Dalam tangyuan yang diisi dan tidak diisi, bahan utamanya adalah tepung beras ketan. Isian tangyuan juga saat ini sudah semakin berkembang.
Jika dulu bahan isian hanya terbatas kacang dan biji-bijian saja, saat ini sudah ada tangyuan yang berisi cokelat, buah kering dan lainnya.
Hadirnya wedang ronde di Indonesia ini disebut-sebut dikenalkan oleh para pedagang Tiongkok yang datang ke Nusantara. Mereka mengenalkan minuman hangat itu ke masyarakat.
Seiring waktu, masyarakat Nusantara mulai berinovasi untuk membuat minuman tradisional dari bahan khas masyarakat Jawa yaitu jahe. Kuah wedang ronde pun sangat dikenal dengan rasa manis gula Jawa dan rasa hangat dari jahe.